
Ditulis oleh Redaksi GoalParlay
Update: 21 OKTOBER 2025
Sepakbola
Pergantian pelatih di Juventus rupanya belum membawa dampak signifikan. Sejak kedatangan Igor Tudor menggantikan Thiago Motta, performa Si Nyonya Tua masih inkonsisten dan bahkan menurun secara statistik. Meski awalnya diharapkan bisa membawa energi baru, fakta di lapangan menunjukkan bahwa gaya bermain Tudor belum mampu mengembalikan Juventus ke jalur dominasi seperti era Allegri atau Conte.
⚽ Hasil yang Tak Sesuai Harapan
Dalam delapan laga pertama bersama Juventus, Tudor mencatat 4 kemenangan, 2 imbang, dan 2 kekalahan, dengan total 14 poin dari kemungkinan 24. Catatan ini justru sedikit lebih buruk dibandingkan periode yang sama saat Thiago Motta menukangi tim di awal musim lalu (5 kemenangan, 2 imbang, 1 kalah – 17 poin).
Dari segi produktivitas gol, Juventus di bawah Tudor mencetak 11 gol dan kebobolan 9, sedangkan era Motta menghasilkan 15 gol dengan hanya 6 kebobolan. Statistik ini memperlihatkan bahwa stabilitas pertahanan yang menjadi identitas klasik Juventus mulai memudar.
“Kami sedang membangun ulang ritme permainan. Saya tak melihat masalah besar, hanya soal adaptasi dengan sistem baru,” ujar Tudor seusai imbang 1-1 melawan Bologna di Allianz Stadium.
🧠 Gaya Bermain: Lebih Agresif, tapi Rentan
Berbeda dari Motta yang mengandalkan permainan kontrol dan build-up lambat, Tudor menerapkan pressing tinggi dan transisi cepat. Juventus memang terlihat lebih agresif, tetapi strategi itu sering kali membuat mereka kehilangan keseimbangan di lini belakang.
Menurut data Opta Italia, Juventus kini menjadi salah satu tim dengan rata-rata intersep tertinggi (13 per laga), namun juga menerima lebih banyak tembakan ke gawang (11,2 per laga) dibandingkan era Motta yang hanya 8,9.
Eks pemain Juve, Claudio Marchisio, menilai permainan agresif ini masih setengah matang:
“Tudor ingin Juve menyerang lebih cepat, tapi belum ada koordinasi sempurna antar lini. Banyak ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan lawan.”
🔄 Pemain Masih Adaptasi
Perubahan taktik juga berdampak pada sejumlah pemain.
Dusan Vlahović kini lebih sering bermain melebar untuk membuka ruang bagi Federico Chiesa, yang tampil sebagai false nine.
Adrien Rabiot ditugaskan lebih maju ke depan, tapi belum efektif dalam menciptakan peluang.
Sementara Bremer dan Danilo terlihat kewalahan menghadapi sistem pressing tinggi yang menuntut mereka bermain lebih terbuka.
Kondisi ini membuat performa Juventus kerap tidak konsisten dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya.
📊 Perbandingan Tudor vs Motta (8 Laga Pertama)
Statistik Thiago Motta Igor Tudor Menang 5 4 Seri 2 2 Kalah 1 2 Gol Dicetak 15 11 Gol Kebobolan 6 9 Persentase Kemenangan 62,5% 50% 💬 Tekanan dari Manajemen
Meski baru dua bulan menukangi Juventus, tekanan sudah mulai datang dari fans dan media Italia. Beberapa pendukung menilai keputusan memecat Motta terlalu cepat, mengingat permainan Juve saat itu masih dalam proses stabilisasi.
Tudor sendiri tetap optimistis dan meminta waktu:
“Kami belum dalam performa terbaik, tapi arah permainan sudah benar. Saya yakin dua atau tiga laga lagi, tim ini akan menemukan bentuknya.”
Sementara itu, Direktur Klub Cristiano Giuntoli menegaskan dukungan penuh terhadap pelatih asal Kroasia tersebut:
“Kami percaya pada Tudor. Perubahan sistem memang butuh waktu dan kami memintanya tetap fokus pada progres tim.”
🏁 Situasi Klasemen
Juventus kini menempati posisi keempat klasemen sementara Serie A 2025/26 dengan 20 poin dari 10 laga, terpaut tiga angka dari AC Milan di puncak. Namun, dengan performa yang belum stabil, Juve berisiko tertinggal lebih jauh jika gagal konsisten dalam tiga laga berikutnya melawan Roma, Fiorentina, dan Inter Milan.
Disclaimer:
👉 Lihat juga prediksi parlay terbaru lainnya di GOALParlay.





