
Ditulis oleh Redaksi GoalParlay
Update: 26 November 2025
Pada Juni 1975, Ajax Amsterdam menjalani tur pramusim ke Indonesia. Mereka ikut serta dalam turnamen segitiga bersama Manchester United dan PSSI Tamtama, yang berhasil mereka menangi usai mengalahkan MU 3-2 (3 Juni) dan menundukkan PSSI Tamtama 4-1 (5 Juni).
Tanggal 7 Juni 1975 menjadi momen ikonik saat Ajax menghadapi PSSI Wilayah I—tim yang diperkuat 90 persen pemain PSMS Medan—di Stadion Teladan. PSSI Wilayah I tampil sebagai wakil kuat Indonesia setelah sebelumnya menjadi juara Kejurnas Antar Wilayah 1974 serta runner-up President Cup 1974 di Seoul.
Ajax datang dengan skuad mewahnya, termasuk para bintang besar yang membawa mereka menjuarai European Champions Cup tiga musim beruntun (1971–1973). Nama-nama seperti Heinz Stuy, Barry Hulshoff, Gerie Muhren, Arie Haan, Ruud Krol, Jhony Rep, Wim Suurbier, Ruud Geels, Horst Blankenburg, dan Jan Mulder turut diboyong. Bahkan kiper Timnas Belanda, Piet Schrijvers, masuk dalam daftar skuad. Tim ini masih diperkuat para pilar Belanda di Piala Dunia 1974.
Di sisi lain, PSSI Wilayah I diperkuat para bintang PSMS Medan seperti Pariman, Yuswardi, Zulkarnaen Pasaribu, Nobon, Mariadi, Djohar Arifin, Suwarno, Sarman Panggabean, Ismail Ruslan, Parlin Siagian, hingga kiper muda Taufik Lubis.
Laga berlangsung panas sejak menit awal. Meski menghadapi tim besar Eropa dengan filosofi “Total Football”, PSSI Wilayah I tampil percaya diri dan mampu meladeni permainan Ajax. Penonton memenuhi stadion hingga ke pinggir lapangan, merasakan euforia pertandingan bersejarah tersebut.
Ajax unggul lebih dulu pada menit 33 melalui Arno Steffenhagen. Namun tiga menit kemudian Sarman Panggabean menanduk bola umpan Suwarno untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Tensi pertandingan memanas saat Yuswardi terjatuh akibat pukulan pemain Ajax, memicu kericuhan yang segera diredakan oleh Kamaruddin Panggabean selaku penanggung jawab laga.
Menjelang babak pertama usai, Jhony Rep sukses mengeksekusi penalti untuk membawa Ajax kembali unggul 2-1.
Memasuki babak kedua, PSSI Wilayah I tampil lebih berani. Parlin Siagian menyamakan kedudukan melalui “banana kick” khasnya pada menit 59. Setelah itu, permainan Ajax menjadi tidak teratur dan dimanfaatkan dengan baik oleh skuad Medan. Sarman Panggabean mencetak gol kedua pada menit 71, dan Zulkarnaen Pasaribu memperbesar skor menjadi 4-2 lewat tembakan keras pada menit 78.
Pertandingan berlangsung sengit saat wasit tiba-tiba meniup peluit panjang ketika sisa laga masih 10 menit. Keputusan kontroversial ini memicu protes keras dari Ajax. Meski pertandingan sempat hendak dilanjutkan, para pemain Ajax yang sudah memasuki ruang ganti menolak kembali ke lapangan, sehingga PSSI Wilayah I sah menang 4-2.
Pelatih Ajax, Bob Haarms, mengakui kualitas dan semangat pemain-pemain Medan. Ia menyebut Yuswardi dan Nobon tampil jauh lebih baik dibanding pertemuan sebelumnya di Senayan.
Laga itu menjadi salah satu momen emas dalam sejarah PSMS Medan, ketika PSSI Wilayah I berhasil menaklukkan klub besar Eropa berisi banyak pemain tim nasional Belanda, meski Ajax sudah ditinggal bintang seperti Johan Cruyff dan Johan Neeskens. Seusai tour, Ajax melanjutkan perjalanan menghadapi Persija (1-1) dan Persebaya (menang 3-2).
Duel bersejarah di Teladan itu juga menjadi awal bergabungnya Sunardi B serta Taufik Lubis dengan PSMS Medan. Sebuah catatan penting tentang kejayaan sepakbola Medan pada era 1970-an.
Disclaimer:
👉 Lihat juga prediksi parlay terbaru lainnya di GOALParlay.





