
Ditulis oleh Redaksi GoalParlay
Update: 13 November 2025
Liverpool tengah menjadi sorotan besar usai performa inkonsisten mereka dalam beberapa pekan terakhir meski telah menggelontorkan dana besar pada bursa transfer musim panas 2025.
Langkah agresif The Reds, yang mendatangkan sejumlah nama top termasuk Florian Wirtz dari Bayer Leverkusen dan Federico Chiesa dari Juventus, kini mulai menuai perdebatan — apakah investasi besar tersebut benar-benar membawa hasil, atau justru menjadi risiko tinggi bagi stabilitas tim.
💰 Belanja Fantastis di Era Pasca-Klopp
Sejak Arne Slot diangkat menjadi manajer Liverpool menggantikan Jurgen Klopp pada pertengahan 2024, klub langsung melakukan transformasi besar-besaran di skuad.
Musim panas lalu, manajemen Liverpool menggelontorkan dana hampir £270 juta (sekitar Rp5,3 triliun) untuk merekrut:
Florian Wirtz (Bayer Leverkusen) – £95 juta
Federico Chiesa (Juventus) – £72 juta
Leny Yoro (Lille) – £45 juta
Arthur Vermeeren (Antwerp) – £28 juta
Giorgi Mamardashvili (Valencia) – £30 juta
Dengan pengeluaran tersebut, Liverpool kini tercatat sebagai tim Inggris dengan belanja tertinggi ketiga di Eropa musim 2025/26, hanya kalah dari Manchester City dan PSG.
Namun hasil di lapangan belum sepenuhnya memuaskan.
Dari 12 laga Premier League, Liverpool baru mengoleksi 21 poin dan duduk di peringkat ke-6 klasemen — hasil yang dianggap tak sebanding dengan investasi masif mereka.
⚽ Florian Wirtz: Bintang Baru yang Masih Beradaptasi
Salah satu sorotan utama jatuh kepada Florian Wirtz, gelandang muda Jerman yang disebut-sebut sebagai “penerus De Bruyne”.
Meski secara statistik Wirtz telah mencatat 3 gol dan 5 asis dalam 11 pertandingan, penampilannya masih belum konsisten.
Banyak pengamat menilai Wirtz belum sepenuhnya menyatu dengan gaya permainan Arne Slot yang mengandalkan pressing tinggi dan transisi cepat.
“Wirtz punya potensi luar biasa, tapi dia masih mencari ritme. Liverpool bukan tim yang mudah bagi pemain kreatif, karena di sini semua pemain harus bekerja keras di dua fase permainan,” ujar analis Premier League, Jamie Carragher, kepada Sky Sports News.
🔴 Masalah Utama: Ketidakseimbangan Antarlini
Meski memiliki banyak pemain berkualitas di lini depan, Liverpool justru kesulitan menjaga stabilitas pertahanan.
Duet Van Dijk – Konaté kerap kewalahan karena minimnya dukungan dari lini tengah yang terlalu fokus menyerang.
Selain itu, transisi bertahan Liverpool menjadi titik lemah, dengan tim telah kebobolan 17 gol dalam 12 laga, angka tertinggi di antara enam besar klasemen.
Pelatih Arne Slot sendiri mengakui bahwa Liverpool sedang dalam fase penyesuaian:
“Kami mencoba menemukan keseimbangan antara kreativitas dan struktur pertahanan. Ketika Anda membawa banyak pemain baru, butuh waktu untuk menyatukan semuanya,” kata Slot dalam konferensi pers usai laga melawan Newcastle, yang berakhir 2-2.
🧠 Eksperimen Taktik Arne Slot
Arne Slot dikenal membawa filosofi menyerang cepat dengan formasi 4-2-3-1, yang memberi ruang besar bagi pemain seperti Wirtz untuk menjadi pusat kreativitas.
Namun gaya ini juga membuat Liverpool lebih terbuka terhadap serangan balik cepat — masalah yang sering kali dimanfaatkan lawan.
Beberapa kali, Slot mencoba formasi alternatif 4-3-3 klasik khas era Klopp untuk menambah keseimbangan, tetapi hal itu membuat produktivitas gol menurun.
Dalam tiga laga terakhir, The Reds hanya mencetak empat gol, dibandingkan delapan gol di awal musim.
“Arne mencoba melakukan revolusi taktik di klub yang sudah punya DNA Klopp selama hampir satu dekade — itu tidak mudah,” tulis jurnalis The Guardian, Andy Hunter.
“Butuh waktu, tapi tekanan dari fans Anfield bisa membuatnya harus mempercepat hasil.”
💣 Tekanan dari Fans dan Legenda Klub
Tak sedikit legenda Liverpool yang mulai mempertanyakan strategi klub di bursa transfer.
Graeme Souness menilai bahwa pengeluaran besar tanpa keseimbangan bisa menjadi bumerang.
“Liverpool tampak seperti tim yang ingin langsung juara lagi tanpa memikirkan adaptasi. Belanja besar memang menggoda, tapi tidak semua pemain bisa langsung klik di Premier League,” ujarnya.
Sementara itu, sebagian fans di media sosial mulai menyoroti keputusan klub melepas beberapa pemain berpengalaman seperti Mohamed Salah (ke Al-Ittihad) dan Thiago Alcantara tanpa pengganti yang sepadan secara karakter.
🏟️ Data Menarik Liverpool 2025/26
| Statistik | Catatan |
|---|---|
| Pertandingan (PL) | 12 |
| Menang | 6 |
| Seri | 3 |
| Kalah | 3 |
| Gol Dicetak | 24 |
| Gol Kebobolan | 17 |
| Clean Sheet | 3 |
| Pemain Terbaik | Wirtz (3 gol, 5 asis) |
🔮 Proyeksi ke Depan: Harus Menemukan Identitas Baru
Dengan jadwal berat menanti — termasuk laga kontra Arsenal (17 Nov) dan Manchester United (24 Nov) — Arne Slot dituntut segera menemukan stabilitas taktik sebelum tekanan makin besar.
Media Inggris bahkan mulai menyebut laga-laga itu sebagai “penentu nasib Wirtz dan Slot di Liverpool”.
Jika gagal menjaga performa, bukan tak mungkin dewan klub akan mulai mempertimbangkan opsi evaluasi proyek besar mereka yang menelan ratusan juta pound.
“Saya tahu ekspektasi di Liverpool selalu tinggi. Tapi kami punya rencana jangka panjang. Wirtz akan menjadi pusat proyek ini,” kata Arne Slot optimistis.
Disclaimer:
👉 Lihat juga prediksi parlay terbaru lainnya di GOALParlay.




